Roadshow Energy Challenge di SMAN 21 Bersama Kedubes Amerika Serikat
Roadshow Energy Challenge kali pertama diselenggarakan Tunas Hijau di SMA Negeri 21 Surabaya, Jumat (27/1). Melalui roadshow di sekolah yang mengikuti Workshop Energy Challenge hari ketiga ini bisa diketahui bahwa upaya penghematan energi telah nyata dilakukan. Tepatnya sehari setelah pelaksanaan workshop hari ketiga.
“Alhamdulillah, sehari setelah mengikuti Workshop Energy Challenge di Graha Sawunggaling, SMA Negeri 21 Surabaya langsung membuat aksi nyata. Diantaranya dengan memasang pesan penghematan energi di setiap ruangan yang ada di sekolah,” ujar Kepala SMAN 21 Siti Laila kepada Tunas Hijau dan 50 siswa peserta roadshow.
Di sekolah yang berlokasi di Jalan Argopuro 11-15 ini juga dilaksanakan monitoring keadaan kelas seusai pelaksanaan belajar mengajar mulai kemarin, Kamis (26/1). “Alhamdulillah dari total 21 kelas hanya ada satu kelas yang kedapatan lupa mematikan lampu dan peralatan listrik di kelasnya. Ini adalah langkah awal yang bagus,” tambah Siti Laila.
Pada roadshow ini aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni meminta 6 orang peserta Workshop Energy Challenge dari SMA Negeri 21 menyosialisasikan materi workshop kepada seluruh siswa peserta roadshow. Keempat siswa peserta workshop yaitu Ferdian Yudha, Rivandi Bagas, Gianluca dan Tya Rizka, serta karyawan sekolah Fatoni lantas bergantian memberikan penjelasan pentingnya menghemat listrik dan kiat-kiatnya. Bahkan bagi Fatoni, ini adalah kali pertama dia berbicara di depan banyak orang dengan menggunakan pengeras suara.
Roadshow Energy Challenge pertama ini terasa istimewa dengan keikutsertaan Dillon Green dari Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta, seksi lingkungan hidup, sains, teknologi dan kesehatan. Bersama Tunas Hijau, Green mengajak para siswa mengaudit daya listrik peralatan listrik yang digunakan di sekolah dengan menggunakan watt meter.
Peralatan listrik yang diaudit oleh Green adalah AC atau penyejuk ruangan, personal computer, kipas angin, LCD proyektor dan dispenser. “Siapa yang tahu berapa watt yang dibutuhkan dispenser?” tanya Green kepada para siswa dengan Bahasa Indonesia yang cukup lancar. Sesaat setelah watt meter bekerja, diketahui bahwa satu dispenser membutuhkan daya listrik melebihi 350 watt. “Besar sekali ya,” ujar Green.
Green mengatakan bahwa Indonesia lebih beruntung daripada negaranya, Amerika Serikat, karena mempunyai energi yang berlimpah. Mulai batu bara hingga minyak bumi. “Juga sangat beruntung karena mempunyai energi panas bumi yang sangat melimpah dan sinar matahari yang bisa dimanfaatkan sepanjang tahun menjadi sumber energi yang ramah lingkungan,” ujar Dillon Green.
Energy Challenge adalah gerakan penghematan energi listrik di sekolah-sekolah. Energy Challenge diselenggarakan Tunas Hijau bersama pemerintah kota Surabaya dan pemerintah Amerika Serikat – Konsulat Jenderal Amerika Serikat. Program ini didukung oleh PT. SIER. Program ini menyediakan beberapa grand prize berupa 1 unit pembangkit listrik tenaga surya untuk beberapa sekolah terbaik.