Pengomposan Cair & Padat “Sikaru” SMAN 21
Penyediaan air tawar, selain dari perusahaan daerah air minum, untuk perawatan tumbuhan, menjadi tantangan SMA Negeri 21. Dari tiga sumur yang ada di sekolah ini, hanya satu sumur yang selalu mengeluarkan air tawar. Yaitu sumur yang di sisi barat sekolah atau di sekitar mushola.Sedangkan sumur di sebelah timur dan selatan sekolah selalu mengeluarkan air asin, terlebih saat musim kemarau. Masalah ini disampaikan kepada Tunas Hijau saat pembinaan Surabaya Eco School.
Untuk mengatasi penyediaan air tawar ini, SMAN 21 memang telah mengolah bekas air wudhu dan air pembuangan toilet untuk dimanfaatkan keperluan penyiraman tanaman. Untuk menambah volume air yang bisa digunakan, sekolah peraih Juara II Surabaya Eco School 2011 ini berharap bisa mengubah air asin di sumur bagian timur dan selatan sekolah menjadi air tawar. “Caranya, dengan melakukan serangkaian penyaringan. Percobaan sudah kami mulai dan terus kami lakukan,” ujar Rini Sawasdikawati, guru SMAN 21.
Sekolah yang dikepalai oleh Siti Laila ini juga melakukan pengomposan sampah organik dengan beberapa cara. Cara terbaru adalah dengan metode pengomposan yang mereka beri nama Sikaru atau siswa, karyawan dan guru. Pada pengomposan yang melibatkan siswa, karyawan dan guru sekolah ini, tidak hanya kompos padat yang akan diperoleh. “Kompos cair juga bisa dimanfaatkan bersamaan,” kata Siti Laila, kepala SMAN 21 Surabaya.
Sementara itu, pada pembinaan Surabaya Eco School ini, para siswa kader lingkungan juga melakukan pengecekan keranjang pengomposan takakura yang sebelumnya sudah diserahkan kepada masing-masing penjual makanan minuman di kantin sekolah. Pada pengecekan itu, mereka para siswa menyimpulkan bahwa semua kantin telah mengolah sampah organiknya dengan media pengomposan itu.